Batam, Batamnews – Coldplay, band ternama asal Inggris, baru-baru ini menjadi sorotan jelang konser mereka di Indonesia pada 15 November mendatang. Kontroversi seputar dukungan terhadap LGBT telah menjadi topik hangat di Indonesia.
Baca juga: Tarif hotel naik selama konser Coldplay, ada yang mencapai Rp 16 juta
Namun, ternyata begitu Coldplay telah aktif mendukung Palestina sejak 2011. Saat itu, halaman Facebook resmi Coldplay membuat postingan yang mendorong para penggemarnya untuk mendengarkan lagu berjudul “Freedom for Palestine”. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi musik yang diprakarsai oleh gerakan OneWorld.
Lagu tersebut dirilis pada 3 Juli 2011. Meskipun Coldplay tidak terlibat dalam produksinya, tindakan mereka menampilkan video lagu tersebut di halaman Facebook mereka menarik perhatian media Israel serta komunitas Yahudi.
Baca juga: Risalah Presale Tiket Nasabah BCA dan Konser Publik Coldplay Langsung Laku, Broker Ikut Gim?
Paul Collins, perwakilan OneWorld, menyatakan kegembiraannya atas dukungan yang diberikan oleh Coldplay melalui email ke Jerusalem Post. Dia berkata, “Kami senang Coldplay memberi tahu penggemar mereka tentang lagu tersebut dan kami berharap itu membuat perbedaan.”
“Kebebasan untuk Palestina” adalah lagu yang menyerukan diakhirinya pengawasan oleh pasukan keamanan di Tepi Barat dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan keadilan bagi semua. Beberapa penggemar Coldplay mendukung langkah band tersebut untuk mendeklarasikan kemerdekaan Palestina, tetapi yang lain mengutuk tindakan mereka.
Baca Juga: Alumni PA 212 Ancam Konser Coldplay di Jakarta, Bandara dan Stadion Bakal Dikepung
Chris Martin, vokalis Coldplay, juga telah menunjukkan dukungannya untuk Palestina dalam beberapa tahun terakhir. Sikapnya terhadap Palestina mengundang kemarahan dari para pendukung pro-Israel. Pada 2019, saat konser di Amman, Yordania, seorang penggemar meminta Chris menyanyikan lagu untuk Gaza.
Chris juga diminta memberikan pidato solidaritas untuk Palestina. Saat itu, dia berkata, “Saya percaya bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup di dunia ini. Saya tidak setuju dengan segala bentuk penindasan.”
Pada tahun 2017, Coldplay melakukan perjalanan ke Palestina dengan tujuan mencari inspirasi untuk mengarang lagu. Mereka juga berkolaborasi dengan grup musik Palestina, Le Trio Joubran. Hasil kolaborasi ini adalah sebuah lagu berjudul “Arabesque”, yang disumbangkan oleh anggota Le Trio Joubran, yaitu Adnan Joubran, Samir Joubran, dan Wissam Joubran. Menurut Adnan Joubran, lagu ini dan keseluruhan album studio kedelapan Coldplay, “Everyday Life”, mencerminkan semangat Palestina.
Baca Juga: Ketua PBNU, Minta Konser Coldplay Hormati Budaya Lokal Tanggapi Isu LGBT
Mendukung Coldplay terhadap LGBT dan solidaritas mereka terhadap Palestina sejak tahun 2011 telah menimbulkan berbagai reaksi dan perbincangan di antara para penggemarnya di seluruh dunia. Beberapa penggemar mendukung keberanian Coldplay dalam mendukung hak-hak LGBT dan mengadvokasi kebebasan Palestina, sementara yang lain mungkin tidak menyetujui atau mengutuk tindakan tersebut.
kehadiran Coldplay sebagai band terkenal yang aktif dalam isu sosial dan politik, hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada musik saja. Mereka menggunakan platform mereka untuk menyampaikan pesan penting dan mendukung perjuangan hak asasi manusia di berbagai belahan dunia.