maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138

Dulu dan Sekarang: Kader Kanda Tidak Puas?

Dulu dan Sekarang: Kader Kanda Tidak Puas?
0 0
Read Time:1 Minute, 58 Second

PANGKALPINANG, FACTANEWS — Himpunan Mahasiswa Islam, organisasi ekstra kampus yang kini telah memasuki fase seperempat abad ketiga atau tepatnya 76 tahun. Melahirkan berbagai jenis manusia yang mengisi peradaban negeri dan mengembangkan narasi dalam posisi yang berbeda. Wakil presiden, menteri, hakim, anggota dewan, gubernur, bupati, kepala desa, dan lain-lain, tidak jarang bagi para pendiri pesantren, ulama, dan akademi yang dibesarkan oleh organisasi ini.

Euforia luar biasa masuk kuliah kemudian berbincang dengan kader HMI berubah menjadi ‘tenggelam’. Bahkan tidak ingin pergi tetapi berpegang teguh pada keinginan untuk hidup. Ya, kader sebagai citra organisasi dipandang mampu menunjukkan kepedulian terhadap pembangunan negara melalui gerakan dan gagasan. Puncaknya adalah ridho Allah Subhanahu Wata’ala yang diupayakan untuk dicapai demi terwujudnya tatanan sosial yang sempurna.

HMI masa lalu, bukan lagi HMI masa kini. Parameter kesuksesan masa lalu tidak bisa dijadikan patokan untuk mengukur kesuksesan HMI saat ini.
Romantisme yang selalu didengungkan para alumni yang pertama kali menetap di organisasi ini seakan bertolak belakang dengan organisasi yang didirikan di Yogyakarta dua tahun setelah Indonesia merdeka ini justru mundur dari yang mereka bayangkan. Aneh melihat situasi ini, jadi apa yang harus Anda lakukan?

Kader sebagai tulang punggung organisasi yang ditempa sedemikian rupa untuk memaksimalkan potensi diri dalam setiap proses yang dilaluinya, perlu hadir sebagai eksistensi kelembagaan. Teknologi yang berkembang pesat merupakan sarana yang tepat untuk mewartakan keberadaan HMI kepada masyarakat yang tumbuh besar di lingkungan dunia maya.

Alumni yang pernah mendukung organisasi, loyalis dan idealis-dalam cerita mereka, tetapi tindakannya tidak jelas hari ini-hidup dalam perkembangan teknologi yang luar biasa. Mulai dari alat tulis, toko telekomunikasi, komputer, hingga Android, inilah fase yang mereka lalui. organisasi tidak dapat dipisahkan dari NDP (HMI DIPO) atau bahkan Garis Besar Perjuangan (HMI-MPO) yang dianggap relevan saat ini sebagai paradigma gerakan HMI.

Sejenak perlu kita renungkan bersama, apakah keberadaan organisasi ini membawa manfaat atau malah merugikan? Tahun 1986 merupakan awal perpecahan dalam tubuh organisasi yang berjiwa Islam berkat ajaran untuk menggunakan sila yang sama yaitu Pancasila. Bahkan Prof. Lafran Pane pernah berkata dalam sebuah wawancara media Kompas pada tahun 1983, “Sebaiknya saya ingatkan bahwa HMI adalah organisasi yang pertama-tama memperjuangkan kepentingan nasional, khususnya pertahanan negara Republik Indonesia sesuai dengan UUD 1945. Dalam dirinya sendiri juga termasuk pembukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila. Ada yang masih ingin konsisten dengan prinsip-prinsip Islam dan ada yang bersikeras mengikuti aturan untuk mengubah prinsip-prinsip dalam Pancasila.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %