maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138

Operator menerapkan konsep FMC untuk bisnis baru

Operator menerapkan konsep FMC untuk bisnis baru
0 0
Read Time:2 Minute, 38 Second

Dengan menggunakan FMC, pengguna dapat menggunakan layanan internet secara terus menerus, kapanpun dan dimanapun.

Di balik rata-rata Pendapatan Per Pengguna (ARPU) yang terus menurun akibat perang harga dan kejenuhan layanan seluler, operator telekomunikasi Indonesia kini mendapatkan pendapatan baru melalui Fixed Mobile Convergence ( FMC). FMC sendiri merupakan konsep yang menggabungkan jaringan mobile dan fixed broadband. Dengan FMC, pelanggan dapat terus menggunakan internet kapan saja dan di mana saja.

Kabar ini terungkap dalam acara Forum Indotelko yang mengungkapkan bahwa FMC bisa menjadi mesin pertumbuhan baru di sisi finansial bagi operator jika tidak terjebak dalam perang harga.

“FMC harus dijadikan sebagai era baru layanan broadband di Indonesia dimana dari segi kecepatan pelanggan merasakan broadband yang sesungguhnya, dari segi harga yang terjangkau, dan layanan purna jual yang membuat pelanggan nyaman,” ujar Doni Ismanto, Founder IndoTelko Forum.

Oleh karena itu, Ahmad Reza, SVP Corporate Communication & Investor Relations Telkom, mengakui bahwa FMC merupakan bisnis baru bagi perusahaan operator. Saat ini keadaan industri telekomunikasi dalam 10 tahun terakhir hanya tumbuh 2% dimana cost of capital terus meningkat dan Earning Before Interest Tax and Depreciation (EBITDA) melemah.

“Bagi Telkom, harus ada bisnis baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Telkom melihat peluang pasar yang sangat besar di fixed broadband karena penetrasinya hanya 14% dibandingkan mobile broadband (nirkabel). Dengan FMC, kami akan mendapatkan 5 juta pelanggan berikutnya di tahun pertama. Bayangkan jika nanti Indihome kita integrasikan dengan Orbit, kick off pemasarannya akan dilakukan pada Agustus mendatang,” ujar Ahmad.

Pencapaian target 5 juta pelanggan dilakukan melalui cross selling, baik untuk pengguna Indihome maupun pengguna Telkomsel. Pemasarannya juga tidak akan besar karena akan menggunakan skema one on one selling. Dan target utamanya adalah pengguna keluarga. Nantinya akan ada nama produk baru “gabungan” Indihome dan Telkomsel. Harga produk baru ini juga tidak akan melebihi ARPU Indihome sebesar Rp. 265.000 dan Orbit ARPU minimal Rp. 70.000.

Sedangkan XL Axiata disebut-sebut sebagai pelopor FMC di Indonesia selama ini dengan mengintegrasikan layanan Link Net dengan produk XL Satu. Saat ini XL Satu memiliki 350.000 pelanggan, atau melebihi target sebesar 30% dari sebelumnya. XL Axiata menargetkan mendapatkan 40% pelanggan baru tahun ini.

“Ada permintaan FMC, dari survey pelanggan kami menyukai layanan XL Satu karena mudah diatur, dengan satu aplikasi, satu tagihan, satu kuota dan lain-lain yang belum tersedia di layanan operator negara lain,” ujar Group Head Indirect Channel Management XL Axiata, Junius Koestadi.

Tantangan terbesar layanan FMC ini adalah integrasi jaringan seluler XL Axiata dengan mitra, bagaimana mengintegrasikannya dengan cepat. “Tantangan lain dari sisi konsumen adalah bagaimana mengkomunikasikan XL One dan manfaatnya kepada konsumen. Kami selalu mengatakan bahwa ini adalah internet untuk kebutuhan di luar rumah, di rumah dan berbagi keluarga,” kata Junius.

Sementara itu, terdapat perbedaan antara layanan 5G dan FMC. Saat ini permintaan penggunaan 5G di Indonesia tidak banyak, terutama hanya untuk segmen enterprise dan fixed wireless.

“Saya melihat ini sebagai hal baru karena dulu selalu ada layanan mobile, FMC baru permulaan. Meski penetrasi fixed broadband bisa mencapai 14% juga didorong oleh permainan ganda konvergensi layanan TV dan internet. FMC ini bisa menjadi next double play yang bisa mendongkrak penetrasi fixed broadband hingga 20-30 persen ke depan,” ujar Analis Danareksa BRI, Niko Margaronis.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %