Huawei telah kehilangan posisi terdepan globalnya di pasar ponsel pintar dan perangkat keras telekomunikasi akibat sanksi AS.
Huawei mengklaim bahwa sanksi AS yang hampir dicabut akan menguntungkan industri chip China. Huawei telah berada di bawah serangkaian sanksi oleh pemerintah Amerika Serikat selama kepresidenan Donald Trump. Tetapi rezim sanksi itu berlanjut di pemerintahan Joe Biden. Chairman Huawei, Eric Xu, mengatakan bahwa industri chip China akan mengalami kelahiran kembali.
Huawei telah kehilangan posisi terdepan globalnya di pasar ponsel pintar dan perangkat keras telekomunikasi akibat sanksi AS. Menurut Gizmochina (4/4), perusahaan China itu juga kehilangan akses ke layanan Google Play, selain ketidakmampuannya mengakses vendor chip AS. Huawei memiliki prospek yang kredibel untuk menjadi pembuat smartphone nomor satu di dunia sebelum terkena sanksi keras.
China tidak diizinkan membeli mesin litografi ultraviolet ekstrem (EUV) untuk membuat chip modern. Meski SMIC masih mengembangkan kemampuannya di China, Xu yakin masa depan chip buatan China masih cerah. Sanksi semacam itu diperkirakan akan mendorong China untuk bertindak, tetapi tidak jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum berubah arah.
Huawei melaporkan penurunan pendapatan sebesar 69% pada tahun 2022, yang merupakan penurunan terbesar sejak 2011. Xu mengaitkan penurunan pendapatan Huawei dengan lingkungan eksternal yang menantang dan faktor non-pasar. Tetapi CEO mengatakan Huawei bergerak maju, melakukan segalanya untuk mempertahankan kelangsungan bisnis dan melayani pelanggannya.
Huawei berharap mendapat manfaat besar dari pertumbuhan China dalam kapasitas manufaktur chip. Ini akan membantu memposisikan merek lebih jauh dalam upayanya untuk mendapatkan popularitas sebelum sanksi AS dimulai pada tahun 2020.