Sega akan membeli Rovio seharga Rp 14 triliun

Sega dikabarkan mendekati kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan di balik Angry Birds, Rovio Entertainment, senilai Rp 14,8 triliun.

Sega dikabarkan berencana membeli Rovio Entertainment – perusahaan pemilik franchise game mobile Angry Birds – seharga $1 miliar (Rp 14,8 triliun). Sega bisa menyelesaikan kesepakatan besar awal minggu depan.

Mengejutkan untuk berpikir bahwa Sega — khususnya, perusahaan induk mereka Sega Sammy Holdings — ingin menghabiskan begitu banyak uang untuk Rovio karena popularitas game Angry Birds yang menurun. Game aslinya sukses besar pada tahun 2009, tetapi franchise tersebut tampaknya telah jatuh sejak puncaknya pada tahun 2014, ketika Rovio melaporkan pendapatan dan PHK yang menurun.

Pada tahun 2016, Rovio mencoba mengadaptasi film, The Angry Birds Movie, yang sukses di box office dan tetap menjadi film video game terlaris ketujuh — meskipun ulasannya buruk. Sekuelnya di tahun 2019, The Angry Birds Movie 2, tidak meraih kesuksesan yang sama. Rovio telah menyaksikan pesaing seperti Candy Crush tumbuh semakin banyak, menggerogoti minat pada Angry Birds.

Baru-baru ini, Rovio menghapus versi pertama game Angry Birds dari Google Play Store, dan mengganti nama versi iOS menjadi Red’s First Flight. Langkah tersebut tampaknya telah dilakukan untuk mengalihkan pemain ke sekuel freemiumnya yang menguntungkan dan mengaburkan model bisnis satu kali beli dan mainkan selamanya dari game aslinya.

Rovio pernah mendekati kesepakatan $ 800 juta untuk diambil alih oleh pengembang Israel Playtika, tetapi pembicaraan itu secara resmi gagal pada bulan Maret. Dilansir dari The Verge (17/4), Sega kini dapat memiliki perusahaan Angry Birds yang berbasis di Finlandia.

Angry Birds asli Rovio adalah game seluler pertama yang mencapai 1 miliar unduhan, dan Rovio mengatakan pustaka game gabungannya mencapai 5 miliar unduhan tahun lalu. Jadi mungkin ada argumen bagi perusahaan yang mengenakan biaya seperlima dolar per unduhan.